apa2 jer...

zieyyan :) yang penting happy....don't be sad.... :)

kalau nak cepat.....

Isnin, 1 September 2014


SUBHANALLAH ....
 saya terima dia jika dia adalah jodoh dari istikharah saya......

Jangan menghina seseorang jika dia belum bertemu jodoh,  kerana dia sedang diuji oleh Allah,bersangka baiklah pada Allah... jom baca kisah kat bawah ni serius airmata saya mengalir tanpa henti ketika membacanya.... ( janji Allah bahawa wanita yang baik untuk lelaki  yang baik dan wanita yang jahat pula adalah untuk lelaki yang jahat )... jom baca kisah kat bawah ni ...

"Engkaulah Suami Yang Ku
impikan"
Bismillahirrohmanirrohim
Ketika engkau mencintaiku,
engkau menghormatiku. Dan ketika engkau membenciku,engkau tidak menzalimiku.
(DR.Ramdhan Hafidz)
Aku masih ingat malam
pertama kita, saat itu engkau mengajakku shalat Isya' berjama'ah. Setelah berdo'a
engkau kecup keningku lalu berkata, "Dinda, aku ingin engkau menjadi
pendampingku Dunia-Akhirat".
Mendengar ucapan itu,
akupun menangis terharu.
Malam itu engkau menjadi sosok seperti Sayyidina Ali yang bersujud semalam suntuk
karena bersyukur
mendapatkan sosok istri
seperti Siti Fatimah.
Apakah begitu berharganya aku bagimu sehingga engkau
mensyukuri kebersamaan kita?
Malam itu, aku tidak bisa
mengungkapkan rasa
syukurku ini dengan ucapan.
Aku hanya bisa mengikutimu,bersujud di atas hamparan sejadah. Tanpa bisa aku bendung, , air mata ini tiada
hentinya mengalir karena
mensyukuri anugerah Allah yang di berikan padaku dalam bentuk dirimu.
Akupun berfikir, aku ingin
menjadi sosok seperti Siti
Fatimah, dan aku akan
berusaha menjadi istri
sebagaimana yang engkau impikan.
Dan ternyata sujud itu bukan hanya di saat malam pertama,
setiap kali aku terbangun pada akhir sepertiga malam. Ku lihat engkau sedang bersujud
dengan penuh kekhusyuan.
Aku kadang iri dengan
keshalihanmu, engkau terlena dalam sujudmu sedang aku berbaring diatas kasur yang
empuk dengan sejuta mimpi.
Kenapa engkau tidak
membangunkan aku? Padahal aku ingin bermakmum padamu agar kelak aku tetap
menjadi istrimu di syurga.
Aku hanya merasakan kecupan hangat melengkapi tidur
malamku saat engkau
terbangun untuk melakukan shalat malam. Apakah kecupan
itu sebagai isyarat agar aku terbangun dari tidurku dan melaksanakan shalat
berjama'ah bersamamu?
Atau karena tidak tega
membangunkan aku saat
engkau melihat begitu
pulasnya aku dalam tidurku?
Aku yakin, dengan ketaatanmu pada agama, engkau akan membahagiakanku Dunia-Akhirat. Tidakkah agama kita
mengajarkan bagaimana
suami harus menyayangi istri,membuatnya bahagia,melindungi, dan membuatnya tersenyum. Dan sebaliknya, istri
harus berbakti, melayani, dan membuat suaminya terpesona padanya.
Aku tidak peduli siapakah
engkau, miskin dan kaya tidak ada bedanya bagiku.
Aku hanya tertarik pada sosokmu yang bersahaja dan sederhana.
Raut wajahmu yang penuh dengan keikhlasan membuatku
ingin selalu menatapnya.
Lembutnya sifatmu
membuatku yakin bahwa
engkau adalah suami yang bisa menerima segala pemberian
Tuhan dan akan menyayangiku
apa adanya.
Aku tidak peduli dengan
rumah mungil dan sederhana yang engkau persembahkan untuk kita tempati bersama.
Rumah yang hanya terdiri dari ruang tamu, kamar kita, dan satu ruangan yang berisi buku-buku terutama buku agama.
Namun dari rumah yang
mungil ini, aku melihat taman syurgawi menjelma disini. Aku
yakin engkau adalah sosok suami yang tekun belajar dan memahami agama, dan dengan bekal ini aku yakin
engkau bisa membimbingku
untuk meraih syurga Illahi.
Sebagaimana agama kita telah mengisyaratkan bahwa,
barang siapa berjalan dijalan ilmu, maka Allah akan mempermudahkan jalan menuju syurga.
Saat ku lihat engkau begitu berbakti pada kedua orang tuamu dan senang menjalin
silaturahim, aku yakin engkau akan berlaku baik pada anak istrimu.
Aku lihat engkau jarang sekali berbicara, tapi
masya Allah kalau sedang
bekerja, engkau menjadi sosok yang tekun dan ulet.
Dan dari cara tutur katamu,aku mendengar kata-kata mutiara yang penuh hikmah,sehingga yang tegambar dalam pikiranku adalah sosok
Lukmanul Hakim, sosok suami dan ayah yang selalu mendidik
keluarganya,mengajarkan
anaknya untuk tidak
menyekutukan Allah.
Sungguh aku bangga
mempunyai suami sepertimu melebihi kebangganmu
kepadaku. Aku lebih
membutuhkanmu melebihi kebutuhanmu terhadapku.
Terima kasih suamiku, karena engkau telah membimbingku..
Rabbana Hab Lanaa Min
Azwajinaa Wa Dzurriyaa Tinaa Qurrata A'yuniw Waj 'Alnaa Lil Muttaqiina Imaamaa,,
Aamiin Ya Robbal'Alamiin..
(Sumber facebook fanfage Lembut-Hatimu-Anggun-PribadimuDuhai-Muslimah-Sholehah)
Assalamu’alaikum sahabat , kembali oki mendapat cerita dari fb sahabat, semoga ini bisa menjadi infirasi bagi kita semua..bagi laki2 menjadi suami yg soleh sedang bagi kita perempeuan menjadi istri2 yg sholeha..aamiin..
Sahabat begini ceritanya..
Wanita itu bernama Rukaiyah... wajahnya tidak begitu cantik namun basuhan air wudhu yang selalu membasahi membuat dia tampak bersahaja. Ditambah kelembutan akhlaknya yang dipelajarinya dari kisah-kisah para Radiallahu'anha membuat perilakunya lembut tetapi tidak lemah. Alqur'an dan Hadits telah menjadi pedoman mutlak baginya semenjak Ia duduk di bangku SMA dan sering mengikuti kajian-kajian tentang Islam.
Meskipun dia tidak bersekolah di sekolah yang bernotabenkan Islam namun pendiriannya terhadap agama yang di anutnya begitu kuat sehingga tidak terpengaruh dengan gaya hidup teman-temannya yang sebaya dengannya. Dia tidak berpacaran bahkan membayangkan untuk berpacaran pun tidak pernah sehingga banyak teman-teman di sekitarnya yang berkata "Wajah sudah jauh dari cantik, kalau pacar aja gak punya mana mungkin akan punya suami" namun dia tidak menghiraukan hal itu karena dia tidak meragu akan janji Allah bahwa wanita baik-baik akan mendapatkan laki-laki yang baik-baik dan wanita yang buruk akan mendapatkan lelaki yang buruk pula. Untuk itulah dia selalu berusaha menjadi wanita yang baik yang senantiasa membalutkan aturan islam dalam dirinya agar suatu ketika janji Allah itu datang padanya.
Ketika duduk di bangku kuliah dia aktif di Lembaga Da'wah Kampus (LDK) turut berpartisipasi dalam menyumbangkan tenaga dan pikiran demi menguatkan peradaban Islam di tengah kezoliman ini.
Kini usianya sudah mendekati kepala tiga namun jodoh tak datang jua. Dia telah berusaha dan menyerahkan semuanya pada Allah namun mungkin belum terkabulkan do'anya. Dia tetap sabar meskipun tetangga dan teman-temannya selalu menertawainya. Bahkan kata salah seorang ibu yang minim pengetahuan agamanya. "Ini adalah akibat dari tidak membuka diri pada lelaki (Maksudnya berpacaran)" bahkan ada yang berkata wajahnya jelek tapi sok mahal. ia dapat memaklumi segala apa yang dikatakan orang-orang itu sebab dia tahu sekarang sunnah telah menjadi asing di mata mereka.
Namun apa hendak dikata, kesabarannya membuahkan hasil yang indah. Dipenghujung usianya itu datang seorang lelaki tampan dan juga sholeh. Lelaki itu bernama Dikky. Pemuda tampan dengan wajah yang berseri kerna selalu terbasuhkan Wudhu dan sangat menyayangi wanita. Dia adalah teman Rukaiyah ketika di LDK dahulu. Dialah pemuda yang dijanjikan Allah pada Rukaiyah karena telah yakin akan janji-Nya.
Pemuda itu menyayanginya dengan penuh ketulusan. Dia tidak pernah mau melihat airmata di pipi Rukaiyah karena dia tidak ingin melihat istrinya bersedih. Dan selalu berusaha untuk membahagiakannya. Sebagai suami dia sangat bertanggungjawab terhadap segala kebutuhan istrinya tersebut (keluarganya). Sebagai Istri, Rukaiyah pun tahu akan kewajibannya. Dia melayani segala kebutuhan suami dengan sepenuh hati tanpa ada kata-kata resah dalam setiap lelahnya. Semua itu dilakukanolehnya semata karena cintanya pada Allah dan ketaatannya pada suami. Rumah tangga kecil yang baru dibina mereka itu merupakan jawaban Allah dari apa yang selama ini dikeluhkan mereka disetiap penghujung malam disaat orang-orang terlelap. Dan kini mereka berdua pun dipertemukan dalam ikatan cinta yang suci meskipun ketika di LDK dahulu mereka tidak saling memiliki rasa dan tak terbayangkan bahwa akan dipertemukan Allah dalam jalinan cinta suci ini. Mereka pun saling menerima kekurangan masing-masing.
Ketika sang suami sedang berada dalam keterpurukan dia tetap setia menemani dan menjadi penyemangat sang suami. Dia tetap sabar menerima segala bentuk kekurangan suaminya. Dia tidak pernah berharap sesuatu yang lebih dari suami karena dia sadar akan keterbatasan suaminya. Hal inilah yang membuat keluarga mereka sangat bahagia. Namun kebahagiaan itu pun masih di uji.. Belum cukup setahun setelah pernikahan sang suami harus meninggalkannya karena akan diberangkatkan ke Palestina selama beberapa bulan oleh Organisasinya yang merupakan salah satu Gerakan Kemanusiaan bergerak di bidang kesehatan dan sosial untuk menolong saudara-saudaranya yang terzolimi haknya dan membutuhkan bantuan disana. Rukaiyah sudah merasakan kesedihan yang teramat sangat saat mendengar suaminya akan berangkat ke negara yang terjajah itu. Entah kenapa airmatanya terus mengalir semenjak saat itu namun diasering menyembunyikannya dari sang suami. Sampai pada suatu ketika sehari sebelum hari diamana Dikky suaminya akan berangkat. Suaminya mendapatinya sedang mengupas bawang di pagi hari saat hendak menyiapkan sarapan Nasi Goreng kesukaan sang suami yang dikala itu diketahuinya sedang shalat dhuha.
"Kenapa kamu menangis ya zaujatie.." Tanya sang suami seusai shalat Dhuha dan menemui istrinya di dapur.
Rukaiyah tidak dapat memungkiri bahwa sesungguhnya dia takut suaminya takkan kembali lagi ketika pergi nanti. Sang suami yang begitu menyaynginya dan tidak tega melihat airmata dipipi sang istri itu pun mengusap airmatanya lalu menegarkannya.
"Jalan da'wah telah memanggilku ya Zaujatie.. sungguh, sulit untukaku meninggalkanmu namun sulit pula untuk aku tinggalkan saudara kita yang membutuhkan tenaga kita disana. Jika engkau tidak mengijinkan,aku tidak akan pergi ya Zaujatie..."
Sang istri pun menundukkan wajahnya dengan airmata yang terusmengalir ia berkata:
"Jika itu adalah bukti dari cintamu pada Allah lebih besar daripada cintamu padaku, Aku Ridho kepergianmu. Tapi entah mengapa aku hanya terus merasa sedih"
"Ya Zaujatie ya.. Jika Allah mengijinkan aku akan kembali namun jika tidak, aku kan menunggumu di Jannah-Nya nanti."
Suaminya lalu memeluknya seraya berkata:
"Walillahi.. Ana Uhibbuki Filla ya Zaujatie.."
Besoknya ketika sang suami hendak berangkat di hantarkannya hingga ke beranda rumah. Doa serta senyuman penyemangat tak lupa ia berikan pada sang suami. Dia mencium tangan sang suami lalu suaminya pun membalas dengan sebuah kecupan tulus di keningnya..
"Aku titipkan Alqur'an sebagai teman bagimu untuk engkau bacakan di saat engkau sedang dalam kesepian. Dan Allah akan menjadi pelindung bagimu disaat engkau sedang dalam ketakutan." Ucap sang suami seraya berlalu meninggalkannya.. Ikhlaskan aku pergi...Assalamu'alaykum....
Dia pun menjawab salam sang suami lalu menatapnya hingga jauh. Sang suamipun membalikkan badan lalu menatap istrinya yang masih berada diberanda itu. Rukaiyah pun tersenyum mengangguk memastikan pada sang suami bahwa dia benar-benar ridho sehingga tak ada lagi keraguan dihati suami untuk pergi ke medan juang. Ketika pergi suaminya tak lupa meninggalkan uang yang Insya Allah lebih dari cukup hinga dia kembali nanti. Hampir setiap malam Rukaiyah senantiasa menangis mengeluh pada Allah mendoa'kan suaminya yang berada nan jauh disana. Dia mampu menjaga kehormatandan harta suaminya.
Selang beberapa hari setelah suaminya pergi ia merasa selalu mual.Lalu ia pun memeriksa ke dokter dan ternyata dia posstive tengah Hamil. Berita gembira itu pun segera di kabarkan pada suaminya yang sangat di cintainya itu melalui telekomunikasi.
Sungguh Dikky sangat bahagia mendengar berita itu. Apalagi saat istrinya berkata "Mas, aku sedang mengandung anak Mas."
"Aku sebentar lagi akan menjadi papa Rid.." Kata Dikky pada Ridho sahabatnya yang sama-sama berada di Palestina.
Ridho pun turut memberikan senyum bahagia saat melihat pancaran kebahagiaan dari wajah sahabatnya itu.
"Aku bentar lagi jadi Bapak, lalu antum kapan ya akhie??" Tanya Dikky bercanda.
"Ana pasrah pada Allah Sajalah.. Untuk apa memetik kurma yang masih melekat di tangkai, tho kalau matang juga bakalan jatuh sendiri kok."Cakap Ridho.
"Iya, Pasrah sih pasrah.. tapi harus kudu usaha juga boy.. Tawakkal pada Allah itu bukan berarti tanpa usaha lho.. Harus usaha tapi dengan batasan yang shar'i.
"Okhay ya Zamilie.. sepulang dari sini nanti bakal ana usahain ngelamar semua akhwat." Canda Ridho.
Hari itu adalah hari yang paling bahagia bagi Dikky karena menjadi ayah adalah impiannya selama ini. Namun pada hari itu juga Ia dipanggil oleh sang Khalik ketika sebuah tembakan meleset ke dadanya saat hendak menolong salah seorang warga sipil yang terjebak di sebuah bangunan. Darah pun mengalir di sekujur tubuhnya... dia masih bisa berbicara sedikit saat di bawa ke Pos Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Air mata Ridho tak sanggup menahan saat melihat apa yang terjadi pada sahabatnya. Baru saja tadi mereka tersenyum bersama dan sekarang sahabatnya tersebut seperti ini.
Ridho lalu memegang kedua tangannya lalu Dikky menyampaikan sesuatu padanya sebelum Ia menghembuskan nafas terakhirnya.
"Tolong jikalau antum pulang nanti, sampaikanlah salamku pada istriku bahwa aku mencintainya. Besarkanlah anakku dengan Islam. Biarkan Alqur'an dan Hadits mengalir menyatu dalam jiwanya agar dia takut pada Allah dan menjalankan sunnah Rosulnya. Katakan padanya kita akan bertemu di syurga nanti."
Ridho menggangguk dengan penuh airmata. Dia tak kuasa menahan keharuan itu.
"Asyhadualla Ilaaha Illallah Wa Asyhaduanna Muhammadarrosulullah..." Berpulanglah Ia dengan tersenyum..
Segala sesuatu yang ada di bumi ini akan kembali pada Allah...
Hari itu bayangan wajah sang suami terus menghampiri Rukaiyah.. Ia tak tahu kenapa dia merasakan rindu yang teramat sangat setelah menyampaikan berita gembira pada sang suami tadi. Lalu kabar tentang kematian suaminya pun di kabarkan oleh Ridho sahabat suaminya.
Ia menangis mengikhlaskan kepergian suaminya itu. Mencoba untuk tetap tegar karna semua telah digariskan-Nya. Dia akan tetap sabar menghadapi semua ini dan benar-benar meridhoi keputusan Allah yang menimpanya tersebut. Dia yakin semua akan ada hikmahnya. Ini juga sebuah bukti bahwa cintanya pada Allah lebih besar daripada cintanya terhadap apapun meskipun sesekali sering ada rasa rindu pada suaminya. Lelaki sholeh yang dicintainya semata karena Allah.
Sungguh sulit jika ada wanita yang bisa seperti Rukaiyah.. Yang mencintai suaminya semata karena Allah. Dan kini telah menjadi Syuhada yang syahid di jalan Allah.
Ya Allah sesungguhnya kami mohon kepada-Mu atas kebaikan istriku dan kebaikan apa yang Engkau jadikan atasnya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa saja yang Engkau jadikan padanya
“Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat”
Aamiin...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan